Jumat, 30 November 2012

Ketakutan israel dan amerika serikat atas status palestina di PBB



GAZA - Amerika Serikat (AS) menolak tegas keinginan Palestina untuk meningkatkan status keanggotaan mereka di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ada beberapa kekhawatiran AS dan Israel bila status keanggotaan Palestina naik di PBB.

Negeri Paman Sam menjadi penentang keras dari upaya Palestina menjadi negara pemantau non-anggota (non-member observer state). Salah satu kekhawatiran besar dari AS adalah, Palestina akan menggunakan status mereka untuk bergabung dengan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang berada di bawah naungan PBB.

Prospek ini menjadi ketakutan besar bagi Israel bila Palestina menjadi anggota ICC. Mereka khawatir Palestina akan mendesak penyelidikan praktek pencaplokan wilayah Palestina yang dilakukan Israel, sejak pembentukan Negara Yahudi itu pada 1948 silam.

Ketakutan lainnya adalah, Palestina akan mengajukan Israel sebagai penjahat perang atas serangan yang dilakukan Israel ke wilayah Gaza. Untuk masalah ICC, bila keanggotan Palestina meningkat, diduga diplomat-diplomat barat akan berupaya keras untuk membujuk Palestina tidak mengajukan diri sebagai anggota ICC.

Salah satu kekhawatiran lain adalah upaya Palestina untuk menjadi anggota badan PBB tertentu. Bila hal tersebut dilakukan, bukan tidak mungkin dapat menyebabkan menimbulkan konsekuensi bagi pendanaan dari lembaga tersebut.

Hal ini sudah pernah terjadi sebelumnya, saat Kongres AS memotong pendanaan untuk lembaga budaya dan pendidikan PBB (UNESCO) pada 2011 silam. Saat itu, UNESCO menerima Palestina sebagai anggota mereka.

"Kami selalu ada bantuan dana untuk otoritas Palestina. Uang yang mereka butuhkan untuk mendukung berjalannya pemerintahan. Jadi jelas, bila mereka mengambil langkah ini (bergabung dengan lembaga PBB), tentunya kongres akan melihat apa yang akan dihadapkan oleh Palestina," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Victoria Nuland, The New York Times, Kamis (29/11/2012).

Sementara untuk Israel, mereka sadar bahwa reaksi keras atas upaya Palestina dapat mengisolasi negara mereka dalam pergaulan internasional. Israel pun pada akhirnya merendahkan ancaman keras yang sebelumnya mereka lontarkan, bila keanggotaan Palestina dikabulkan.

"Tidak respons otomatis dari Israel. Kami akan lihat sampai mana Palestina akan membawa hal ini. Bila mereka menggunakannya untuk mengkonfrontir Israel, maka ada respons. Tetapi jika tidak ada, maka tidak akan ada (respons)," tutur juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Yigal Palmor.

sumber : atjehcyber.

0 komentar:

Posting Komentar